Pertama kali saya bekerja saat masih
duduk di bangku MAN kelas X. Saya mengajar pelajaran Bahasa Arab, Ilmu Shorof,
Nahwu dan Fiqih di sebuah yayasan. Tapi itu hanya berjalan selama dua bulan.
Alasannya hanya satu, para siswanya kabur entah ke mana.
Bermodalkan laptop dan printer, saya pun
membuka jasa pengetikan dan printing. Target pasar saya hanyalah para siswa dan
guru di MAN 1 Mojokerto. Semakin banyak pesanan, semakin banyak uang yang
didapat, semakin sedikit pula waktu bagi saya untuk belajar dan istirahat. Naik
kelas XI, jasa ini sukses saya tutup.
Awal tahun ajaran baru 2011-2012, saya
magang di sebuah toko sembako milik teman bapak saya. Tapi itu hanya dua hari.
Hari ketiga, saya absen dan memilih untuk mengikuti seminar bisnis di Sidoarjo.
Dari seminar itu, saya mendaftarkan diri dan mengikuti pelatihan bisnis bernama
YEC (Youth Entrepreneur Coach) Sidoarjo.
Bermodal ilmu bisnis yang didapat dari
pelatihan itu plus modal materi dari orang tua, saya pun menyewa sebuah ruko
dan membuka distro muslim di Mojokerto. Sayangnya sedikit sekali peminat kaos
muslim di Mojokerto. Setelah berjalan selama enam bulan, distro muslim ini pun
sukses saya tutup. Meskipun ruko sudah saya tutup, tapi toko online saya tetap
berjalan meski belum cukup signifikan.
Selain membuka toko online untuk produk
distro muslim, saya juga membuka toko online untuk produk meja lipat dan jasa
desain. Namun tak banyak mendapatkan pesanan.
Pada bulan Juli dan Desember 2012,
bersama komunitas ICU (Islamic Clothing United), saya membuka lapak distro
muslim di event JakCloth (Jakarta Clothing) di parkiran timur Istora Senayan.
Bermodal omset yang didapat dari penjualan produk pada event terakhir, saya pun
membuka usaha camilan grosir. Ibu saya menjadi juru masak, bapak saya di bagian
packing, saya di bagian pemasaran online, dan seorang mitra di bagian pemasaran
offline. Berkat puluhan reseller, dalam empat bulan, produk camilan saya pun
tersebar ke Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Madura, Mataram dan Lombok.
Namun akibat tragedi 27 Maret 2013, bisnis ini pun berantakan dan mengalami
penurunan drastis.
Pada awal bulan Ramadhan tahun 2013, saya
sempat membuka lapak camilan di Ragunan, Jakarta Selatan. Tapi karena sepi
pembeli, saya hanya bertahan selama seminggu.
Saat lebaran Idul Fitri tahun 2013, karena
saat itu hanya saya yang tidak pulang kampung, saya pun diberi amanah untuk
mengelola bisnis teh milik salah seorang teman kampus dan mendapatkan bagi
hasil 33,3% dari omset.
Saat kuliah, saya sempat berinvestasi
untuk bisnis teh dan dikelola oleh seorang mitra asal Bogor. Tapi karena saya
keluar dari kampus, bisnis itu pun juga hilang entah ke mana.
Pertengahan tahun 2014, saya sempat membuka
privat bisnis online, tapi hanya mendapatkan tiga orang peserta.
Pada bulan September tahun 2014, bersama
seorang mitra, saya membuka bisnis hijab. Belum sempat berjalan, mitra saya
kabur. Untuk saat ini, bisnis ini masih saya suntik bius hingga saya bisa
mendapatkan mitra yang baru.