Kamis, 30 April 2015

Kriteria Calon Pasangan

Parasnya akan menundukkan pandanganku dari perempuan lain.

Ringan tubuhnya tak menyulitkanku untuk menggendongnya.

Selisih usianya tak lebih dari 3 tahun denganku.

Hijabnya menjaganya dari sentuhan lelaki lain.

Rendah hatinya membuatnya mau belajar apapun & dari siapapun tanpa memandang usia atau kedewasaan orang lain.

Kelapangan hatinya dalam menerima pemberian nafkahku tanpa menuntut hal di luar kemampuanku.

Terbuka lebar mata hatinya dalam melihat kebaikan dari siapapun tanpa mengkufurinya.

Kesetiaannya dalam mengarungi samudera rumahtangga tanpa ada kata menyerah.

Keterbukaaanya hanya ia berikan kepadaku & kepada Tuhanku.

Kesadarannya bahwa ia hanya milik Tuhannya, bukan milikku apalagi milik orang tuanya. Dengan kesadaran itu, ia menyadari bahwa dengan menikah, maka berakhirlah masa baktinya kepada orang tuanya, berganti dengan masa bakti kepadaku hingga akhir nafasku.

Setelah menikah, ia habiskan sisa usianya sebagai tulang rusukku & sebagai madrasah utama bagi anak2 kami.

Rabu, 29 April 2015

Tujuan Menikah



“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Ar-Ruum : 21)

"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (Adz-Dzaariyaat : 49)

“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kamu telah mampu menikah hendaknya ia menikah karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barang-siapa belum mampu hendaknya berpuasa sebab ia dapat mengendalikanmu.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud).

Anas bin Malik Radiliyallaahu ‘anhu berkata, ”Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam memerintahkan kami berkeluarga dan sangat melarang kami membujang”. Beliau bersabda, “Nikahilah perempuan yang subur dan penyayang sebab dengan jumlahmu yang banyak aku akan berbangga dihadapan para Nabi pada hari kiamat”. (HR. Ahmad)

“Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang shalihah, sesungguhnya telah ditolong separuh agamanya. Dan hendaklah bertaqwa kepada Allah separuh lainnya.” (HR. Baihaqi)

Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan).” (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah)

Selasa, 28 April 2015

Sejarah Berdirinya Angkringan Paris



Tidak seperti janda, yang selalu mendapatkan simpati dari banyak orang, yang curahan hatinya selalu didengar bahkan sampai ditulis dalam sebuah buku best-seller. Suara hati duda hanya Allah yang mendengar. Tak peduli apa yang ~sebenarnya~ terjadi, lelaki selalu dijadikan sebagai tersangka dalam setiap kasus perceraian. "Wanita selalu benar", motto itulah yang selau mereka agungkan.

Sedikit bercerita kembali tentang Si M. Ketika ada masalah, dia justru lari ke masjid. Di depan banyak orang dia selalu ceria dan bersemangat. Tetapi ketika dia merasa tiada seorangpun yang melihatnya, air mata itu kembali tumpah membasahi pipinya.

“Hanya dengan mengalami penderitaan yang samalah manusia bisa saling mengerti,” itulah motto yang selalu saya yakini. Saya bisa merasakan kesedihan yang Si M dkk rasakan, tapi saya juga tidak ingin terus-menerus terjebak dalam pula dudaisme ini. Memutus pola dudaisme inilah yang kini menjadi salah satu tujuan utama dalam hidup saya. Saya ingin mengurangi angka perceraian yang terjadi karena masalah ekonomi. Bagaimana caranya? Tentu saja dengan membuka bisnis lalu membuka lowongan kerja.

Usai sholat isya’, saya, bapak saya dan Bang Yudha berdiskusi tentang memilih bisnis yang hendak kami buka bersama. Ada beberapa wacana yang sempat terlintas, seperti bisnis laundry, bisnis pisang coklat dan bisnis seblak. Pada akhirnya, kami memutuskan untuk membuka bisnis angkringan.

Tinggal memilih nama merek. Kami berusaha mencari nama yang mudah diingat dan bisa mengandung do’a. Saya masih ingat, saat itu saya izin ke toilet untuk buang air besar. Dan di toilet itulah muncul sebuah ide. Setelah “hajat” tuntas, saya pun bergegas ke lantai utama dan menemui keduanya. Dengan senyum mengembang, saya mengusulkan sebuah nama, “Angkringan Paris”, singkatan dari “Pasti Laris”. Keduanya pun setuju.

Singkat cerita, pada tanggal 21 Maret 2015, Angkringan Paris pun resmi kami buka di Jalan Desa Cipadung 19, Bandung. Dengan Angkringan Paris ini, kami berharap bisa membuka lowongan kerja sebanyak-banyaknya, terutama untuk orang-orang yang memiliki masalah ekonomi dalam rumahtangganya.

Karena masih merintis, tentu belum banyak modal yang kami miliki untuk merealisasikan tujuan utama bisnis kami. Saat ini kami baru merekrut satu orang untuk bekerja dengan kami. Tapi tak apa. Insya Allah ke depannya kami akan memberi beberapa bonus untuk para jomblo yang telah dua tahun bekerja dengan kami. Seperti memberikan support bagi mereka yang hendak menikah dengan 200 box paket katering gratis, memberi makan dua kali sehari untuk pasutri, membiayai tempat tinggal mereka, serta menaikkan gaji mereka.

Saya berharap dengan begitu orang-orang yang bekerja di Angkringan Paris nanti takkan mengalami penderitaan yang sama seperti yang telah saya alami. Aamiin.

Senin, 27 April 2015

Terjebak Dalam Pola Dudaisme

Itulah yang saya pikirkan selama 5 bulan terakhir ini. Saya baru sadar, jika dalam kurung waktu 2 tahun terakhir ini ada 13 orang laki-laki berlabel "duda" yang saya kenal. Mulai dari mantan duda, masih duda, calon duda, nyaris duda bahkan Duda Harlino. (Oke, yang terakhir nggak masuk hitungan)

1. Si A. Lelaki beranak satu ini adalah mitra saya di Bogor. Terakhir kali bertemu, dia mengaku ditinggal kabur oleh istrinya dan rumahtangganya terancam perceraian. Istrinya menggugat cerai kepadanya sejak dia resign dari sebuah lembaga amal. Namun sejak saya keluar dari kampus, saya belum lagi mendapatkan kabar terbaru darinya.

2. Si B. Lelaki ini adalah satu dari dua teman pengajian bapak yang sangat akrab dengan keluarga saya. Mentor saya ini menjadi duda lantaran ditinggal wafat oleh sang istri tercinta.

3. Si C. Lelaki ini satu dari dua teman pengajian bapak yang sangat akrab dengan keluarga saya. Lelaki beranak tiga ini pernah menjadi duda dua kali lantaran digugat oleh kedua istrinya (bukan poligami). Istri pertama menggugat cerai setelah dia resign dari bank, sedangkan istri kedua menggugat cerai lantaran dikompori oleh istri pertama.

4. Si D. Lelaki beranak satu ini seorang satpam di sebuah bank. Satu-satunya satpam bank yang sangat akrab dengan saya. Lelaki beranak satu ini menjadi duda setelah menggugat cerai istrinya. Alasan dia menceraikan istrinya lantaran istrinya telah terkena pelet dan selingkuh dengan lelaki lain.

5. Si E. Lelaki berusia 48 tahun ini saya kenal sewaktu berada di Pengadilan Agama. Statusnya pun sama dengan saya saat itu, sebagai tergugat. Setelah sedikit wawancara dan membandingkan style pakaiannya dengan style pakaian istrinya, saya dan bapak saya menarik sebuah deduksi, ini juga masalah ekonomi.

6. Si F. Lelaki bertubuh tegap ini saya sapa sewaktu berada di warung depan Pengadilan Agama. Dia berpisah dengan istrinya semenjak istrinya kabur dari rumah 2 tahun silam. Istrinya pula yang menggugat cerai. Tapi karena tidak punya biaya, terpaksa lelaki ini yang menjadi penggugat. Ternyata, tidak hanya bisnis dan nikah saja yang bisa tanpa modal, mau cerai pun juga bisa tanpa modal alias pakai rumus BCMOL: Berani Cerai, Modal Orang Lain.

7. Si G. Lelaki ini masih kerabat saya. Rumahnya pun menjadi saksi bisu di mana untuk pertama kalinya saya menangis di pelukan bapak sepulang dari Pengadilan Agama, mempraktekkan cleansing yang diajarkan oleh Kang Canun dan Teh Fufu. Kembali ke Si G. Sempat digugat cerai oleh istrinya lantaran masalah ekonomi, beruntung bapak saya berhasil mendamaikan keduanya.

8. Si H. Lelaki ini seorang ayah dari sahabat saya. Dia menjadi duda setelah digugat oleh istrinya. Lagi-lagi ini masalah ekonomi.

9. Si I. Lelaki beranak tiga ini juga mengalami masalah ekonomi dalam rumahtangganya. Jika bukan karena Allah yang menjaga dan mertua yang turut membelanya, mungkin dia juga akan bernasib serupa dengan putra sulungnya. Sama-sama menjadi tergugat.

10. Si J. Lelaki asal Jakarta Timur yang merupakan salah satu teman BBM saya. Baru-baru ini dia menjadi duda lantaran ditinggal wafat oleh sang istri tercinta.

11. Si K. Lelaki asal Jakarta Selatan yang baru saya kenal 5 bulan silam. Istri dan kedua anaknya dia titipkan di rumah mertuanya di Cirebon selama dia bekerja di Jakarta. Tapi semenjak dia resign, secara mendadak istrinya menggugat cerai. Sempat dia berhasil menenangkan hati istrinya setelah mediasi berdua, tapi kompor dari pihak ketiga terus berusaha membakar rumahtangga yang telah dia bangun selama 9 tahun tersebut.

12. Si L. Lelaki beranak dua ini bekerja di sebuah usaha kuliner yang masih satu lapak dengan saya. Dia menjadi duda setelah digugat oleh istrinya. Lagi-lagi ini masalah ekonomi.

13. Si M. Lelaki yang aktif di Masjid Daarut Tauhid Bandung ini jarang dekat dengan saya. Tetapi dari informasi yang saya dapat, dia juga seorang duda setelah digugat oleh istrinya. Bahkan sebelum resmi bercerai, dia sempat meminta bantuan kepada seorang ustadz di Daarut Tauhid untuk bisa meluluhkan hati istrinya, tapi gagal. Pernah saat beberapa kali saya begadang di Masjid DT, saya memergokinya yang menangis sambil menengadahkan kedua tangannya. Melihatnya seperti itu seperti melihat bayangan saya dalam cermin, hanya saja saya tidak setampan dia.


Minggu, 26 April 2015

Tentang Saya (26-50)

26. Kalau lagi diem, orang bilang muka saya jutek. Makanya kalau difoto atau saat senyum saya selalu unjuk gigi.

27. Kalo lagi nggak kerja, saya cenderung di rumah, mengerjakan hobi atau tidur.

28. Karena suka bercerita, saya ingin menjadi penulis novel. Tapi hingga saat ini, belum ada satu pun novel yang saya selesaikan.

29. Karena suka buku-buku bertema pernikahan, saya juga ingin menulis buku non-fiksi bertema pernikahan. Tapi kegagalan rumahtangga yang terjadi dalam hidup membuat saya minder, hingga saat ini.

30. Saya suka membuat lirik lagu dengan genre J-Pop atau J-Rock, tapi instrumennya mengambil dari lagu-lagu Jepang alias plagiat. Tapi dari akhir tahun 2014, kebiasaan plagiat itu mulai saya hilangkan. Sebagai gantinya, saya menerjemahkan lirik lagu-lagu Jepang dan menyesuaikan nadanya ke bahasa Indonesia. Untuk melihatnya, silakan buka di sini;

31. Saya mulai suka membuat video klip. Beberapa lagu buatan saya sudah saya buatkan skenario video klipnya. Ya, baru sekadar skenario. Untuk melihatnya, silakan buka di sini;

32. Saya nggak suka dangdut apalagi yang liriknya vulgar, tapi tiga dari sekian puluh lirik lagu yang pernah saya buat ber-genre J-Dut alias Japanese-Dangdut.

33. Saat ngobrol, saya sering salah memilih kosakata. Beberapa teman saya juga heran, mereka mengakui tulisan-tulisan yang saya bagus, tapi dalam berbicara, mereka bilang saya masih amatir.

34. Setiap kali naik motor sendirian dan tidak ada headset di telinga, saya cenderung suka melamun.

35. Warna favorit saya hitam. Hampir semua pakaian saya bernuansa hitam. Kenapa? Sederhana sajab biar tak perlu ganti pakaian lagi jika tiba-tiba ada yang meninggal.

36. Karena mesti bekerja dari 1 siang sampai jam 1 malam, saya terbiasa tidur ba’dha dhuha dan bangun saat dhuhur. Bahkan tak jarang saya bangun telat karena saking capeknya.

37. Saya suka banget dengan yang namanya Neko-Chan (artinya kucing dalam bahasa Jepang). Saat MI, saya pernah memelihara dua ekor kucing jalanan dan saya beri nama Gary dan Lary. Sayang keduanya meninggal di depan mata saya. Saat di pesantren, saya pernah memelihara enam ekor kucing betina dan saya beri nama sesuai dengan nama-nama perempuan yang pernah taksir. Setiap kali makan, saya selalu ditemani enam kucing tersebut. Oleh teman-teman, saya dijuluki Abu Hurairah (bapak kucing).

38. Saya tidak suka makan di rumah makan yang di daftar menunya nggak ada harga makanan (kecuali warteg). Suka bikin merinding, takut nggak bisa bayar.

39. Kata teman, saat berjalan kaki saya cenderung 1,5 kali lebih cepat daripada orang-orang pada umumnya.

40. Pernah pacaran tiga kali. Yang pertama pada pertengahan Juni 2010, tiga kali putus-nyambung dan hanya berlangsung selama 4 bulan. Yang kedua pada pertengahan Februari 2011 (bukan di Hari Valentine), hanya berlangsung selama 10 hari. Yang terakhir pada akhir Maret 2011. Empat kali putus-nyambung.

41. Daftar buku persiapan Nikah yang pernah saya baca, di antaranya :
• Menikah Itu Mudah, karya @CanunKamil dan @Fufuelmart;
• Jodoh Dunia Akhirat; karya Ikhsanun Kamil Pratama dan Foezi Citra Cuaca;
• Jodohku, Inilah Proposal Nikahku; karya Ikhsanun Kamil Pratama dan Foezi Citra Cuaca;
• Udah Jalanin Aja; karya Ariany Syurfah;
• Surat Terbuka Untuk Suami; karya Abu Ihsan al-Atsari & Ummu Ihsan;
• Tausiyah Cinta; karya @Tausiyahku;
• Aku, Kau, dan KUA; karya @TweetNikah;
• New Catatan Hati Seorang Istri; karya Asma Nadia;
• Tembus Omset 100 Juta Modal Blackberry; karya Dewa Eka Prayoga;
• 7 Kesalahan Fatal Pengusaha Pemula; karya Dewa Eka Prayoga;
• Hypnotic Writing; karya Joe Vitale;
• 7 Keajaiban Rezeki; karya Ippho ‘Right’ Santosa;
• Percepatan Rezeki; karya Ippho ‘Right’ Santosa;
• Hanya 2 Menit; karya Ippho ‘Right’ Santosa;
• Muhammad Sang Pedagang; karya Ippho ‘Right’ Santosa;
• 10 Jurus Terlarang; karya Ippho ‘Right’ Santosa;
• Marketing is Bullshit; karya Ippho ‘Right’ Santosa;
• The Power of Kepepet; karya Jaya Setiabudi;

42. Seminar persiapan nikah yang pernah saya ikuti, di antaranya :
• Seminar “Jodoh Dunia Akhirat” 26 Oktober 2013; dengan pembicara Ikhsanun Kamil Pratama, Foezi Citra Cuaca;
• Seminar “Jodoh Impian” 2 Maret 2014; pembicaranya Ikhsanun Kamil Pratama, Foezi Citra Cuaca, dll;
• Workshop Cleansing 16 November 2014, pembicaranya Ikhsanun Kamil Pratama, Foezi Citra Cuaca, Achmad Makky;
• Talkshow “Indahnya Menikah Saat Kuliah” 25 Desember 2014; dengan pembicara Abu Fakhri, serta bintang tamu Bang Imei dan Bang Malik;

43. Partner diskusi saya tentang pernikahan, di antaranya :
• Bapak;
• Ibu;
• Yudha Irawan, mitra bisnis Angkringan Paris;
• Dimas Hidayat, dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung;
• Vida Budianto, istri seorang teman di YEC Sidoarjo;
• Randa Putra Delima, teman kampus;
• Nasution Fahmi, teman kampus;
• Muhammad Indra, teman bapak;

44. Karakter saya yang dominan adalah korelis-melankolis; visioner, terkadang suka nge-bossy, terkadang terlihat menyeramkan saat emosi, analisis, dan terkadang mudah berprasangka negatif.

45. Menyadari bahwa terkadang bisa terlihat menyeramkan saat emosi, saya pun suka pakai masker. Jadi jika dalam kehidupan rumahtangga nanti tiba-tiba saya pakai masker atau topeng, itu adalah isyarat bahwa saya sedang emosi. Saya harap pasangan bisa mengerti dan membiarkan saya dalam keadaan tersebut. Jika setelah itu tiba-tiba saya memeluk pasangan, itu adalah dua kemungkinan isyarat : emosi saya sudah reda, atau saya ingin mengajak pasangan untuk berhenti berselisih.

46. Menyadari bahwa terkadang mudah berprasangka negatif, jika dalam kehidupan rumah tangga nanti terjadi perselisihan dan saya menjadi pendiam atau bahkan menyendiri (masih dalam satu atap), itu adalah isyarat bahwa saya sedang berusaha berprasangka positif. Saya harap pasangan bisa mengerti dan membiarkan saya dalam keadaan tersebut. Jika setelah itu tiba-tiba saya memeluk pasangan, itu adalah isyarat bahwa saat itu saya sudah mendapatkan prasangka positif saya.

47. Selain berkarakter korelis-sanguinis, saya juga memiliki beberapa sifat dari karakter sanguinis-fleghmatis, seperti agak ceroboh, pelupa, pendengar yang baik, dan sulit untuk memotivasi diri sendiri.

48. Pola belajar dan bahasa cinta saya dominan visual. Sifat dan kebiasaan saya sebagai visual di antaranya :
• Suka memberi barang sebagai hadiah;
• Memasakkan makanan untuk pasangan;
• Mencuci peralatan masak dan makan;
• Membantu menyiapkan pakaian;
• Mengantarkan pasangan untuk membeli makanan yang disukainya, sekali pun itu jam dua dini hari;
• Saat sedang berbincang, saya lebih suka lawan bicara melihat ke arah saya, tidak sibuk ke arah lain;
• Di waktu “privasi”, saya lebih suka lampu dinyalakan agar bisa memandang pasangan secara langsung dari dekat;
• Di waktu luang, saya suka menonton film, membaca buku, artikel atau berita;
• Ritme berbicara saya cenderung tidak teratur;
• Agak pelupa dalam mengingat pembicaraan;
• Ketika lagi di jalan tersesat untuk mencari alamat, saya lebih memilih untuk melihat peta di Google Maps;
• Saya lebih senang berkata, “Lihat cara saya melakukannya”;
• Bila memilih menu makanan, saya lebih nyaman bila melihat tampilan makanan-nya menarik;
• Saat berkonsentrasi, saya lebih senang fokus pada kata-kata atau gambar di depan saya;
• Bila belanja furnitur, yang paling membuat saya senang terhadap suatu barang adalah warna dan bentuknya;
• Bila mengingat memori, paling dominan memori saya adalah pemandangan;
• Saat cemas, saya cenderung membayangkan kondisi terburuk yang mungkin terjadi;
• Yang paling mudah saya ingat adalah wajah daripada nama;
• Menurut saya, seseorang itu bohong bila menghindar bertatap muka dengan saya;
• Kalau ingin mengadukan sesuatu, saya lebih senang menulis surat;

49. Selain visual, saya juga memiliki beberapa bahasa cinta, sifat dan kebiasaan dari auditory, seperti :
• Menunjukkan cinta dengan menjadi pendengar yang baik;
• Memiliki kebutuhan untuk didengar;
• Fleksibel dalam berpakaian;
• Di waktu “privasi”, saya suka mendengarkan suara pasangan;
• Di waktu luang, saya suka mendengarkan musik atau mengobrol;

50. Selain visual dan auditory, saya juga memiliki beberapa bahasa cinta, sifat dan kebiasaan dari kinestetik, seperti :
• Suka memberi atau diberi sentuhan, pelukan, atau ciuman;
• Tidak terlalu merasa risih dengan kamar yang berantakan;
• Mudah lupa saat menaruh barang;
• Ketika memasak makanan, saya lebih senang coba-coba;
• Bila mengajar, saya lebih senang mencontohkan, kemudian mempersilakan mereka untuk melakukan hal yang sama;
• Ketika mempelajari sesuatu, saya lebih nyaman jika coba-coba sendiri;

Sabtu, 25 April 2015

Tentang Saya (1-25)

1. Seperti yang telah saya sebutkan di Data Diri, nama asli saya Muhammad Azam Khoirusholih. Biasa dipanggil Azam. PBK adalah akronim dari Pemuda Bakar Kapal, itu julukan yang mentor berikan kepada saya karena kenekatan saya untuk meninggalkan sekolah demi fokus menjalani bisnis.

2. Saya lahir di Pacitan, 03 Juli 1994. Meskipun usia masih dua puluhan, banyak orang yang baru mengenal saya salah mengira tentang usia saya. Ada yang mengira usia saya 25 tahun, 30 tahun, bahkan terakhir ada yang mengira usia saya 35 tahun! (Setua itukah tampang saya?)

3. Saya pernah menikah, tapi kandas di tengah jalan dan belum punya anak. Mohon untuk tidak menanyakan perihal ini kepada saya. Itu bisa membuat saya gagal move on lagi. Jujur, saat ini saya masih berusaha menahan diri agar tidak sampai bunuh diri karena depresi. Kalau masih penasaran tentang hal ini, silakan tanyakan perihal ini kepada bapak atau ibu saya. Nomor handphone keduanya sudah saya cantumkan di Data Diri.

4. Saat duduk di bangku kelas 5, saya pernah ingin menjadi seorang arsitek. Bahkan teman bapak saya yang juga seorang arsitek mengakui bahwa saya punya bakat. Penilaian itu terjadi setelah beliau melihat beberapa hasil desain denah rumah yang pernah saya buat. Tapi keinginan itu pudar seiring lemahnya saya dalam menguasai Matematika dan Fisika.

5. Dua kali pernah berkacamata. Pertama saat masuk pesantren, dan kedua pada tahun 2014. Sejak gagang kaca mata terakhir patah, saya tidak lagi memakai kacamata.

6. Sejak punya laptop, saya hampir tidak pernah berpisah dengan laptop. Isi tas selalu ada laptop, meski kadang itu tak terpakai.

7. Suka minum obat kalau sedang sakit, meski hanya pusing sekalipun.

8. Ngefans berat dengan semua hal tentang Jepang sejak kelas 4. Mulai dari menyukai band Indonesia ber-genre japanese seperti J-Rocks, menyukai band asal Jepang bernama L’arc~En~Ciel, naksir Komatsu Ayaka dan Kitagawa Keiko (2 dari 5 tokoh utama serial Sailormoon Live In Action), menyukai singer asal Jepang bernama  YUI, menyukai anime Naruto, mengikuti beberapa anime lainnya, bahkan suka belajar bahasa Jepang, meski sampai sekarang saya tak jua menguasai huruf Hiragana dan Katakana. Bahkan kalau ada sumpit, saya suka makan pakai sumpit. Saat kelas 10, saya pernah balapan makan mie ayam dengan beberapa teman sekelas. Mereka pakai sendok dan garpu, sedangkan saya pakai sumpit. Tentu saja, sayalah pemenangnya.

9. Satu-satunya klub sepak bola yang saya suka hanyalah Manchester United. Pemain favorit saya adalah Wayne Rooney. Meskipun hanya menyukai MU, tapi saya tetap menaruh respek terhadap klub-klub sepak bola lainnya alias tidak fanatik buta.

10. Buku yang saya suka adalah buku-buku non-fiksi bertemakan pernikahan dan bisnis. Sedangkan novel, saya baru memiliki Novel Bumi Cinta (Habiburrahman El-Shirazy), Manusia Setengah Salmon (Radhitya Dika), Negeri 5 Menara (Ahmad Fuadi) dan 5 Cm (Donny Dhirgantoro).

11. Saya nggak doyan buah dan sayur, tapi saya masih mau menerima jeruk, apel, semangka, sawi, kol, wortel, mentimun, kangkung dan bayam. Soal jus, saya hanya mau jus alpukat, jus jeruk dan jus stroberry.

12. Jika ada teman yang curhat mengenai masalahnya, saya suka overthinking, mikirin terus gitu. Serasa jadi masalah saya sendiri.

13. Saya suka bermain sepak bola, tapi nggak jago shooting, dribbling, heading apalagi crossing. Saya suka berenang, tapi nggak bisa terapung di kolam berkedalaman di atas 1,5 meter. Saya suka bermain gitar, tapi nggak bisa memainkan kord akustik alias hanya kord gitar bass saja.

14. Mulai suka kopi sejak di pesantren. Setiap kali menghadapi ujian, saya sering begadang.

15. Mulai merokok sejak kelas 4. Berhenti merokok saat naik kelas 5, kumat lagi saat kelas 8. Berhenti lagi saat nikah, kumat lagi saat perceraian hingga sekarang. Well, Anda sudah tahu kan, kapan saya bisa berhenti lagi?

16. Tiga kali saya pernah mendapat perawatan di rumah sakit. Pertama, saat naik kelas 6 (operasi hernia), kedua dan ketiga saat kelas 11 (overdosis obat). Khusus yang ketiga, saya sampai masuk koran Memo dengan headline “Anak Dosen Masuk RS Karena Overdosis”.

17. Saya suka film perang, tapi yang bersenjatakan pedang dan panah, bukan senapan. Alasannya karena strategi perang bersenjatakan pedang dan panah lebih mudah dipahami.

18. Saya tidak suka nonton film horror. Titik.

19. Saat masih TK, kaki kiri saya pernah patah tulang karena masuk jeruji motor. Tak sampai masuk rumah sakit. Saya pun absen sekolah selama dua bulan.

20. Dua kali saya pernah memalsukan surat izin pulang dari pesantren. Pertama saat kelas 7, hanya demi mengikuti IBF (Islamic Book Fair) di Malang. Kedua saat kelas 8, hanya untuk mencari info harga HP di Surabaya. (Kurang kerjaan banget ya?)

21. Saat kelas 8, saya pernah jalan kaki dari Mall Dieng sampai Stasiun Kota Baru di Malang. Anda orang Malang tentu tahu kan seberapa jauh jaraknya?

22. Saat kelas 8, saya pernah beli makanan di warung dengan modal hanya Rp 2.500. Ngenes banget. Pada akhirnya, si ibu penjual menggratiskan makanan yang saya makan. Barakallahu fiihaa.

23. Saat kelas 11, saya pernah jalan kaki dari Pasar Astana Anyar sampai St. Hall Bandung. Anda orang Bandung tentu tahu kan seberapa jauh jaraknya?

24. Selalu semangat jika memulai segala sesuatu, tapi saat di pertengahan hingga ke akhir selalu memble. Itulah kenapa dalam riwayat pekerjaan saya sering bergonta-ganti bisnis, dan itu pula kenapa buku-buku dan novel-novel yang saya tulis tak kunjung selesai.

25. Tidak suka dengan orang-orang yang menjudge mental dan kedewasaan. Dikit-dikit komen, dikit-dikit sok ambil kesimpulan. Tidak suka juga dengan orang-orang yang sok ikut campur ususan orang lain. Padahal hidupnya sendiri belum tentu juga bener.

Jumat, 24 April 2015

Riwayat Pekerjaan



Pertama kali saya bekerja saat masih duduk di bangku MAN kelas X. Saya mengajar pelajaran Bahasa Arab, Ilmu Shorof, Nahwu dan Fiqih di sebuah yayasan. Tapi itu hanya berjalan selama dua bulan. Alasannya hanya satu, para siswanya kabur entah ke mana.

Bermodalkan laptop dan printer, saya pun membuka jasa pengetikan dan printing. Target pasar saya hanyalah para siswa dan guru di MAN 1 Mojokerto. Semakin banyak pesanan, semakin banyak uang yang didapat, semakin sedikit pula waktu bagi saya untuk belajar dan istirahat. Naik kelas XI, jasa ini sukses saya tutup.

Awal tahun ajaran baru 2011-2012, saya magang di sebuah toko sembako milik teman bapak saya. Tapi itu hanya dua hari. Hari ketiga, saya absen dan memilih untuk mengikuti seminar bisnis di Sidoarjo. Dari seminar itu, saya mendaftarkan diri dan mengikuti pelatihan bisnis bernama YEC (Youth Entrepreneur Coach) Sidoarjo.

Bermodal ilmu bisnis yang didapat dari pelatihan itu plus modal materi dari orang tua, saya pun menyewa sebuah ruko dan membuka distro muslim di Mojokerto. Sayangnya sedikit sekali peminat kaos muslim di Mojokerto. Setelah berjalan selama enam bulan, distro muslim ini pun sukses saya tutup. Meskipun ruko sudah saya tutup, tapi toko online saya tetap berjalan meski belum cukup signifikan.

Selain membuka toko online untuk produk distro muslim, saya juga membuka toko online untuk produk meja lipat dan jasa desain. Namun tak banyak mendapatkan pesanan.

Pada bulan Juli dan Desember 2012, bersama komunitas ICU (Islamic Clothing United), saya membuka lapak distro muslim di event JakCloth (Jakarta Clothing) di parkiran timur Istora Senayan. Bermodal omset yang didapat dari penjualan produk pada event terakhir, saya pun membuka usaha camilan grosir. Ibu saya menjadi juru masak, bapak saya di bagian packing, saya di bagian pemasaran online, dan seorang mitra di bagian pemasaran offline. Berkat puluhan reseller, dalam empat bulan, produk camilan saya pun tersebar ke Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Madura, Mataram dan Lombok. Namun akibat tragedi 27 Maret 2013, bisnis ini pun berantakan dan mengalami penurunan drastis.

Pada awal bulan Ramadhan tahun 2013, saya sempat membuka lapak camilan di Ragunan, Jakarta Selatan. Tapi karena sepi pembeli, saya hanya bertahan selama seminggu.

Saat lebaran Idul Fitri tahun 2013, karena saat itu hanya saya yang tidak pulang kampung, saya pun diberi amanah untuk mengelola bisnis teh milik salah seorang teman kampus dan mendapatkan bagi hasil 33,3% dari omset.

Saat kuliah, saya sempat berinvestasi untuk bisnis teh dan dikelola oleh seorang mitra asal Bogor. Tapi karena saya keluar dari kampus, bisnis itu pun juga hilang entah ke mana.

Pertengahan tahun 2014, saya sempat membuka privat bisnis online, tapi hanya mendapatkan tiga orang peserta.

Pada bulan September tahun 2014, bersama seorang mitra, saya membuka bisnis hijab. Belum sempat berjalan, mitra saya kabur. Untuk saat ini, bisnis ini masih saya suntik bius hingga saya bisa mendapatkan mitra yang baru.

Tepat tanggal 21 Maret 2015, bersama seorang mitra, saya membuka bisnis Angkringan Paris di Jalan Desa Cipadung, Bandung. Meskipun bisnis ini buka dari jam 5 sore sampai 12 malam, kenyataannya kami mesti bekerja dari jam 1 siang sampai 1 malam. Khusus saya, saya baru bisa tidur ba’dha dhuha dan bangun ba’dha dhuhur. Kami buka setiap hari Jum’at sampai hari Rabu. Di sini saya mengambil beberapa profesi: sebagai owner, manajemen produksi dan pemasaran, serta menjadi pramusaji bersama mitra. Dan di sinilah saya bekerja saat ini.

Kamis, 23 April 2015

Riwayat Pendidikan



Saya duduk di bangku TK Mamba’ul Hidayah, Mojokerto pada tahun 1999-2001 (2 tahun). Di usia ini, saya hanya sekali mengikuti lomba, itupun di TPQ. Saya menjadi pemain pengganti untuk mengiktui lomba cerdas cermat dan menjadi juara pertama.

Saya duduk di bangku MI Nurul Huda 2 Mojokerto pada tahun 2001-2007 (6 tahun). Dua kali saya menjadi ketua kelas saat kelas 4 dan 6. Saya menjadi pemimpin upacara sejak kelas 4 hingga kelas 6. Saya mengikuti dua ekstrakulikuler. Pertama drumband sebagai pemain bass drum saat kelas 5 dan 6, kedua pramuka dari kelas 3 hingga kelas 6. Saya pernah menjadi ketua regu pramuka saat kelas 5, bersama regu mewakili sekolah untuk mengikuti lomba pramuka se-kecamatan, meski tak menang. Pertama kali saya mendapat peringkat pertama saat kelas 5 semester genap, dan bertahan hingga kelas 6 semester genap, tak pernah menyerang. Sayangnya saat Ujian Nasional, saya hanya berada di peringkat sembilan dari sepuluh besar dengan nilai rata-rata 35,04 untuk empat mata pelajaran.

Saya duduk di bangku Mts Persis 1 Bangil, Pasuruan pada tahun 2007-2010 (3 tahun). Selama itulah saya mendekam di Pesantren Persatuan Islam Putra Bangil, Pasuruan. Selama di sana saya juga tidak pernah beranjak dari peringkat pertama. Akibatnya, saya dan beberapa “kutu buku” lainnya sering dikucilkan. Membentuk kepribadian saya menjadi seorang pendiam.

Saya duduk di bangku MAN 1 Mojokerto pada tahun 2010-2011. Ya, hanya sampai kelas XI-IPA semester ganjil saja saya berada di sana. Karena ingin fokus menjalani bisnis, saya keluar dari sana dan memilih mengikuti Paket C dengan jurusan IPS hingga lulus pada tahun 2013.

Saya sempat kuliah di Kampus Umar Usman di Jakarta Selatan pada tahun 2013. Kuliah D1 dengan jurusan pemasaran. Namun saya memutuskan untuk keluar setelah hanya tiga bulan di sana.