Kamis, 05 Februari 2015

Hadapi Saja Resiko Itu

Resiko menjadi pengusaha sama besarnya dengan resiko tidak menjadi pengusaha. Anda yang tdak berani action, sama saja membuat hidup Anda beresiko terhadap kemungkinan kesuksesan di masa mendatang.

Petualang-petualang Eropa seperti Columbus, Vasco Da Gama, melakukan resiko terbesar dalam hidupnya untuk menemukan sumber daya baru di daerah lain yang antah-berantah.

Saat meyakini dunia ini datar, mereka sadar kalau masih tinggal di Eropa yang dingin, sempit dan berdarah-darah, maka pelan-pelan mereka akan binasa. Resiko terkecil yang mereka hadapi adalah tidak bertemu keluarga selama bertahun-tahun. Resiko terbesarnya adalah kapal karam dihantam badai di tengah samudera dan dimakan hiu.

Kalau tidak mereka bebaskan semua resiko yang berseliweran di kepalanya, maka mereka tidak akan pernah menemukan benua Amerika yang kaya-raya, dan benua Australia yang makmur. Berikut dengan koloni-koloni baru yang hingga sekarang mereka jadikan sumber untuk membuat negaranya tetap menjadi kaya-raya.

Resiko membuat pengusaha tetap sadar dan fokus untuk terus mencari jalan keluar terbaik. Mereka akan terus berpikir, yang membuat otak mereka dipenuhi hormon kenikmatan. Karena ada ekspetasi keuntungan yang bakal diperoleh di masa mendatang. Setimpal dengan resiko yang bisa mereka kendalikan.

Tidur sekalipun memiliki resiko. Ada saja orang yang tidur dan nggak pernah bangun lagi. Jadi mengapa takut dengan resiko? Dekati resiko itu, tanya apa maunya? Dan Anda akan menjadi golongan minoritas yang akan menikmati jerih-payah tadi.

Pengusaha kondang, Bob Sadino pernah mengeluarkan kiatnya bagi calon pengusaha yang mau memulai bisnis. Menurutnya, kebanyakan orang pada akhirnya tak memulai-mulai usaha bisnisnya walaupun sudah memiliki modal. Nah, 3 halangan terbesar itu adalah terlalu banyak rencana, menunggu momen yang pas, dan terakhir takut menghadapi resiko bisnis. “Bagaimana kalau rugi, ya?”

Ternyata kiatnya simpel saja, lakukan saja (just do it!). Mulai dulu, baru sambil jalan memikirkan rasa takutnya. Dalam perjalanannya Anda akan belajar apa itu arti tahan banting, pantang menyerah, otak terus bekerja mencari akal yang membuat tubuh lebih sehat dan ikhlas.

Itu sebabnya banyak orang yang punya uang hasil dari warisan, atau menang lotre, gagal menjadi pengusaha karena takut menghadapi resiko bisnis. Banyak juga orang pintar yang bernilai cum laude saat kuliah, gagal menjadi pengusaha, dan memilih menjadi karyawan semata-mata karena terlalu banyak rencana dan ketakutan akan resiko gagal bisnis.

Teorinya, mahasiswa cum laude hanya beruntung saat awal-awal mulai bekerja, namun tersusul saat merasakan kebosanan karena gajinya lambat sekali naik dibandingkan dengan pengusaha muda yang awalnya setengah mati, namun mulai stabil setelah mampu keluar dari masa-masa sulit.

Kalau dari 10 orang hanya 2 orang saja yang sukses menjadi pengusaha, sementara 8 orang lainnya berhasil menjadi karyawan hebat. Anda memilih yang mana? Kalau dilihat dari peluangnya, Anda pasti memilih yang banyak, dong. Tapi jangan salah, yang 2 orang itulah yang mempekerjakan 8 orang tadi. Sekarang, Anda pilih yang mana?

Resiko bisnis itu banyak sekali, dan satu per satu resiko itu bisa dikunci agar tidak merepotkan Anda nantinya ketika mengelola bisnis yang baru mulai. Kalau bisnis Anda sudah berjalan tentu saja lebih mudah melanjutkannya.


(Dikutip dari Buku “2 Tahun Pasti! Jadi Milyarder”)