Senin, 09 Februari 2015

Istri Menutup Kelemahan Suami

Saya beruntung memiliki istri cantik dan pintar yang bisa menutupi kelemahan saya di bidang lainnya. Saya paham urusan strategi dan teknis, mungkin karena suka main game strategi online dulunya kali, ya? Sebaliknya, istri saya paham urusan catat-mencatat segala pengeluaran dan pemasukan uang. Saya mikirin bagaimana uang masuk sebanyak-banyaknya, istri saya mengerem pengeluaran sekecil-kecilnya. Saya memilih barang yang mau dibeli, istri saya yang menawar habis-habisan hingga penjualnya pun mau pingsan karena terus-menerus ditawar hingga harganya tidak rasional, hehe... Kadang saya jadi wise guy, istri saya berperan sebagai bad guy. Benar-benar sempurna!

Saya pernah ikut sekolah bisnis di sebuah sekolah bisnis terbaik di Jakarta. Namun, saya menyadari bahwa sekolah ini hanya memberikan opsi tidak terlalu banyak untuk membangun bisnis, tapi mengajarkan bagaimana menjadi manajer terbaik di perusahaan-perusahaan besar milik orang lain. Dan hanya bermimpi suatu saat kelak semoga menjadi salah satu seorang direktur di perusahaan milik orang lain. Itu pun kalau kesampaian.

Tak lain karena dunia bisnis itu sendiri berbeda. Yang saya tidak habis pikir, setelah saya selidiki dengan pertanyaan-pertanyaan macam-macam, saya yakin dan percaya bahwa kebanyakan pengajarnya bukanlah seorang pebisnis. Pengajar yang bertitel doktor atau master ekonomi bisnis itu sesungguhnya tidak memiliki bisnis sama sekali dan menerima gaji setiap bulannya dari mengajar pelajaran bisnis di sekolah bisnis terbaik itu. Mereka hebat berteori tapi miskin praktek. Mereka seolah-olah dewa bisnis di depan kelasnya sendiri. Perbedaan yang begitu tipis tapi nyata.

Membangun bisnis adalah pilihan paling berbahaya bagi sebagian besar orang. Tapi, jika Anda berhasil bertahan dan terus meningkatkan keterampilan-keterampilan, potensi Anda untuk meraup kekayaan menjadi tidak terbatas. Begitulah Robert Kiyosaki pernah mengatakannya.


(Dikutip dari Buku “2 Tahun Pasti! Jadi Milyarder”)

Minggu, 08 Februari 2015

Jadikan Istri Sebagai Aset, Bukan Beban

Keputusan untuk berumah-tangga merupakan salah satu keputusan terbaik yang pernah ada di dunia. Tidak ada yang salah dengan keputusan itu. Apa pun yang mahal dan dosa, setelah menikah semuanya menjadi gratis dan halal. Udah enak, dimurahkan lagi rezekinya oleh Allah. Banyak ahli agama mengatakan bahwa pernikahan akan membuka pintu rezeki yang selebar-lebarnya.

Hanya saja, kalau istri cantik itu hanya Anda jadikan sebagai pelengkap mimpi indah setiap malam, tentu, lama-kelamaan rasanya akan berubah menjadi hambar. Apalagi biaya perawatannya tinggi? Bisa bikin pusing tujuh keliling saja ya. Persis sama seperti Anda menganggap bahwa daging steak itu enak, karena Anda jarang makan daging steak enak. Nah, kalau setiap hari selama sebulan, setahun, sepuluh tahun Anda makan daging steak setiap harinya, apa gak bosan tuh?

Oke deh, saya ganti saja permisalannya. Apa yang mesti dimakan agar para istri tidak sewot? Siapa juga yang tidak bosan makan nasi atau roti setiap harinya?

Nah, agar rasanya tidak berubah tapi malah makin enak, jadikanlah istri Anda sebagai aset – bukan beban! Bagi yang belum menikah, mulailah mencari jodoh yang bukan saja hanya untuk membuat tidur Anda lebih hangat, tetap istri juga menjadi tangga kesuksesan. Anda sukses, istri pun akan semakin menyayangi Anda.


(Dikutip dari Buku “2 Tahun Pasti! Jadi Milyarder”)

Sabtu, 07 Februari 2015

Berani Memulai, Berani Menyelesaikan

Banyak anak muda hebat nan cerdas memulai sesuatunya dengan begitu antusias. Hingga hatinya bergetar saat melihat aktor muda berhasil menggenggam Piala Oscar di salah satu tangannya. Seketika itu juga isi kepalanya dipenuhi hormon adrenalin untuk banting stir mengikuti kursus akting, dan mulai mencari-cari produser film mana yang bisa menjadikannya pemeran utama.

Belum terkabul keinginannya untuk menjadi aktor hebat, pikirannya pun terusik oleh berita yang mengumumkan bahwa seorang anak muda lainnya berhasil menjadi milyuner karena berhasil menemukan mesin pencari google.com. Dengan keyakinan mantap, dia pun mencari cara untuk menemukan ide brilyan dengan membuat website hebat yang akan diklik oleh jutaan pengunduh di seluruh dunia. Begitu seterusnya, dan tidak pernah foks dengan apa yang dimulainya.

Setialah dengan apa yang Anda mulai. Semakin lama bergelut di bidang yang Anda mulai, maka Anda akan semakin ahli (expert) di bidang itu. Keahlian akan menghasilkan uang, dan menghasilkan kekayaan.


(Dikutip dari Buku “2 Tahun Pasti! Jadi Milyarder”)

Jumat, 06 Februari 2015

Gelombang Alpha

Kalau ingin sering-sering mendapatkan ide-ide cemerlang itu, seringlah berada pada kondisi rileks, happy, atau khusyuk. Berdoa dan sholat pun bisa membuat suasana hati lebih tenang dan pikiran lebih jernih.

Itu juga mengapa orang-orang sibuk selalu rajin mengikuti kelas yoga, tak lain agar energi mereka dicas (isi) lagi. Dan tentu saja, efek samping lainnya mereka lebih tenang. Lebih tenang berarti membuat mereka lebih produktif dengan ide-ide cemerlang yang bakalan datang.

Setelah saya cari-cari istilah yang tepat untuk momen-momen terbaik menemukan ide-ide cemerlang itu, yang paling masuk akal adalah masuk dalam gelombang Alpha. Gelombang ini bisa diukur dengan satuan tertentu dengan panjang gelombang sekitar 8-12 heartz, yaitu kondisi pikiran yang sedang rileks namun tetap dalam keadaan sadar dan fokus. Begitulah menurut ahli psikologi yang menemukan gelombang ini.

Itu pula mengapa banyak orang sukses yang konon senang bangun pagi-pagi (subuh), sendirian, dan senang memikirkan bisnisnya pada saat itu seperti berkontemplasi. Karena di saat itu semua keadaan menjadi begitu tenang, sejuk, tidak berisik dan khusyuk.

Banyak juga pengusaha yang hobi travelling, yoga, relaksasi untuk mendapatkan momen ini. Agar tubuh dan pikirannya lebih rileks. Tentu Anda boleh menconteknya sepanjang itu bagus untuk kesehatan pikiran dan jiwa. Sebagian lagi melakukan sholat tahajud untuk mendapatkan momen ini. Ketenang diperoleh, solusi seringkali mengiringinya.

Sebaliknya, pikiran penat kadang kala tidak bisa terelakkan terjadi setiap harinya. Kemacetan, panas terik, persaingan usaha, bahkan tindakan ugal-ugalan pengendara lainnya, cukup mudah memicu kondisi pikiran menjadi kacau dan lebih agresif. Nah, kondisi inilah yang sejauh mungkin dikurangi oleh pengusaha dengan membuat dirinya merasa lebih nyaman. Agar pikirannya lebih jernih setiap mengambil langkah dan keputusan.

Gelombang-gelombang lainnya juga ada, tapi kita tidak akan bahas secara detail ya, seperti :

1. Gelombang Gamma (panjang gelombang 19-100 heartz) yaitu kondisi tetinggi pada aktivitas fisik dan pikiran manusia. Bisa ditemukan pada saat seseorang berada dalam kondisi kompetisi, pertandingan, panik, ketakutan. Saat ini benar-benar sulit untuk bisa mendapatkan ide-ide cemerlang, dan pilihannya hanya fight or fight, lawan atau kabur, menang atau kalah, hidup atau mati.

2. Gelombang Beta (panjang gelombang 12-19 heartz) yaitu kondisi pada saat tubuh dan pikiran aktif terjaga dan benar-benar sadar. Bisa ditemukan saat seseorang sedang beraktivitas sehari-hari seperti bekerja, berbicara, menyelesaikan masalah, berdiskusi dan sebagainya.

3. Gelombang Theta (panjang gelombang 4-8 heartz) yaitu kondisi pada saat seperti meditasi, yoga, sufi. Dilihatdari panjang gelombangnya yang begitu pendek, menunjukkan momen ini adalah saat antara kondisi keheningan yang mendalam namun masih tersadar. Bahkan dalam kondisi ini, seseorang juga bisa menemukan kenikmatan tersendiri.

4. Gelombang Delta (panjang gelombang 0,1-4 heartz) yaitu kondisi sepenuhnya tertidur pulas.

Tapi jangan heran, tidak sedikit juga orang-orang yang merasa bisa menemukan kedamaian dan ide hebat dan mencari cinta di luar sana atau menenggak sesuatu hingga teler. Nah, kalau cara ini terserah Anda masing-masing saja untuk memilihnya! Saya sih nggak menganjurkan, hehe.... cari aman saja.


(Dikutip dari Buku “2 Tahun Pasti! Jadi Milyarder")

Kamis, 05 Februari 2015

Hadapi Saja Resiko Itu

Resiko menjadi pengusaha sama besarnya dengan resiko tidak menjadi pengusaha. Anda yang tdak berani action, sama saja membuat hidup Anda beresiko terhadap kemungkinan kesuksesan di masa mendatang.

Petualang-petualang Eropa seperti Columbus, Vasco Da Gama, melakukan resiko terbesar dalam hidupnya untuk menemukan sumber daya baru di daerah lain yang antah-berantah.

Saat meyakini dunia ini datar, mereka sadar kalau masih tinggal di Eropa yang dingin, sempit dan berdarah-darah, maka pelan-pelan mereka akan binasa. Resiko terkecil yang mereka hadapi adalah tidak bertemu keluarga selama bertahun-tahun. Resiko terbesarnya adalah kapal karam dihantam badai di tengah samudera dan dimakan hiu.

Kalau tidak mereka bebaskan semua resiko yang berseliweran di kepalanya, maka mereka tidak akan pernah menemukan benua Amerika yang kaya-raya, dan benua Australia yang makmur. Berikut dengan koloni-koloni baru yang hingga sekarang mereka jadikan sumber untuk membuat negaranya tetap menjadi kaya-raya.

Resiko membuat pengusaha tetap sadar dan fokus untuk terus mencari jalan keluar terbaik. Mereka akan terus berpikir, yang membuat otak mereka dipenuhi hormon kenikmatan. Karena ada ekspetasi keuntungan yang bakal diperoleh di masa mendatang. Setimpal dengan resiko yang bisa mereka kendalikan.

Tidur sekalipun memiliki resiko. Ada saja orang yang tidur dan nggak pernah bangun lagi. Jadi mengapa takut dengan resiko? Dekati resiko itu, tanya apa maunya? Dan Anda akan menjadi golongan minoritas yang akan menikmati jerih-payah tadi.

Pengusaha kondang, Bob Sadino pernah mengeluarkan kiatnya bagi calon pengusaha yang mau memulai bisnis. Menurutnya, kebanyakan orang pada akhirnya tak memulai-mulai usaha bisnisnya walaupun sudah memiliki modal. Nah, 3 halangan terbesar itu adalah terlalu banyak rencana, menunggu momen yang pas, dan terakhir takut menghadapi resiko bisnis. “Bagaimana kalau rugi, ya?”

Ternyata kiatnya simpel saja, lakukan saja (just do it!). Mulai dulu, baru sambil jalan memikirkan rasa takutnya. Dalam perjalanannya Anda akan belajar apa itu arti tahan banting, pantang menyerah, otak terus bekerja mencari akal yang membuat tubuh lebih sehat dan ikhlas.

Itu sebabnya banyak orang yang punya uang hasil dari warisan, atau menang lotre, gagal menjadi pengusaha karena takut menghadapi resiko bisnis. Banyak juga orang pintar yang bernilai cum laude saat kuliah, gagal menjadi pengusaha, dan memilih menjadi karyawan semata-mata karena terlalu banyak rencana dan ketakutan akan resiko gagal bisnis.

Teorinya, mahasiswa cum laude hanya beruntung saat awal-awal mulai bekerja, namun tersusul saat merasakan kebosanan karena gajinya lambat sekali naik dibandingkan dengan pengusaha muda yang awalnya setengah mati, namun mulai stabil setelah mampu keluar dari masa-masa sulit.

Kalau dari 10 orang hanya 2 orang saja yang sukses menjadi pengusaha, sementara 8 orang lainnya berhasil menjadi karyawan hebat. Anda memilih yang mana? Kalau dilihat dari peluangnya, Anda pasti memilih yang banyak, dong. Tapi jangan salah, yang 2 orang itulah yang mempekerjakan 8 orang tadi. Sekarang, Anda pilih yang mana?

Resiko bisnis itu banyak sekali, dan satu per satu resiko itu bisa dikunci agar tidak merepotkan Anda nantinya ketika mengelola bisnis yang baru mulai. Kalau bisnis Anda sudah berjalan tentu saja lebih mudah melanjutkannya.


(Dikutip dari Buku “2 Tahun Pasti! Jadi Milyarder”)