(Skenario Video Clip)
Latar : Koridor dengan dinding bewarna hitam.
Alur : Hanya ada tangan vokalis yang sedang memainkan gitar akustik.
Musik : Intro
Latar : Koridor dengan dinding bewarna hitam.
Alur : Hanya ada vokalis yang sedang menyanyikan lirik sambil duduk dan
memainkan gitar akustik.
Lirik : “Akankah engkau di sisiku? Mulai hilanglah harapan besarku.
Tiada rasa damai lagi. Tak terlihat lagi karena tragedi.”
Latar : Ruang tamu.
Alur : Aktor figur 1 menyerahkan sepucuk surat kepada aktor utama. Aktor
utama melihat surat. Dalam surat, tampak ada tulisan “Perihal: Gugat Cerai”.
Lirik : “Aku terus mengumpulkan kepingan cintaku ini. Sekali, dua kali,
terus menumpukkannya.”
Latar : Jalan raya.
Alur : Sambil menerjang hujan, aktor utama mengendarai sepeda motor. Mata
aktor utama tampak memerah.
Lirik : “Hanya dengan harapan untuk bertemu denganmu, air mata mengalir
tanpa henti, my love!”
Latar : Koridor dengan dinding bewarna hitam.
Alur : Tampak semua personil band memainkan musik, sedangkan vokalis
menyanyikan lirik.
Lirik : “Biarkan rasa kesal melayang, ke langit penuh bintang, Please
stay with me.”
Latar : Koridor dengan dinding bewarna hitam.
Alur : Hanya ada vokalis yang sedang memainkan gitar akustik.
Musik : Back to intro.
Latar : Kamar tidur.
Alur : Flashback ke masa lalu. Aktor utama melihat aktris utama tengah
berdiam diri dan bersikap dingin. Dengan halus, aktor utama bertanya, “Kamu
kenapa?” Aktris utama tetap diam lalu memalingkan mukanya.
Lirik : “Aku kan mampu bertahan, tapi janganlah dirimu acuhkan. Suatu
saat kata-kata, kan berubah menjadi nyata.”
Latar : Kamar tidur.
Alur : Masih dalam flashback. Aktor utama terus mendesak aktris utama
untuk berbicara, tapi aktris utama bergeming. Sesuai liriknya, dengan mata yang
tampak memerah dan berkaca-kaca, aktor utama berkata, “Jelaskanlah padaku.”
Lirik : “Bakat yang tak didengar lagi, tak bisa berakhir seperti mimpi.
Sekali, dua kali, jelaskanlah padaku.”
Latar : Ruang tunggu.
Alur : Aktor utama memandang aktris utama yang duduk di seberangnya.
Aktris utama sama sekali tidak menoleh ke arahnya. Mata aktor utama memerah dan
berkaca-kaca.
Lirik : “Akankah kau terluka jika aku merindukanmu, meskipun dengan
menangis tersedu, my love?”
Latar : Ruang tunggu.
Alur : Aktris utama menyalami dan mencium tangan aktor figur 2 (berperan
sebagai ayah aktor utama). Aktor utama berdiri di samping aktor figur 2 sambil
membawa sepucuk surat. Ketika aktor utama hendak menyerahkan surat itu kepada
aktris utama, aktris utama tidak menghiraukannya dan berpaling darinya. Air
mata aktor utama pun tumpah membasahi pipinya.
Lirik : “Tiap kali bertemu, kau semakin berharga bagiku. Please stay
with me.”
Latar : Ruang mediasi.
Alur : Aktor utama dan aktris utama duduk berhadapan di kedua kutub meja.
Aktor figur 3 (berperan sebagai mediator) duduk di antara keduanya. Aktris
utama berbicara dan menatap ke arah aktor figur 3. Aktor utama memandangi
aktris utama lalu menunduk. Aktor utama memejamkan mata dan air matanya pun
tumpah.
Lirik : “Ku ingin mengenalmu. Ku ingin mendengar suaramu. Kesedihanku
membingungkanku. Sungguh rapuh.”
Latar : Koridor dengan dinding bewarna hitam.
Alur : Setelah keluar dari ruang mediasi, aktor utama langsung memegang telapak
tangan kanan aktris utama yang tengah berada di depannya, berusaha untuk
menghentikan langkahnya. Keduanya pun berhenti berjalan. Aktris utama tetap
menghadap ke depan. Sambil menangis, aktor utama menyanyikan lirik.
Lirik : “Hanya dengan harapan untuk bertemu denganmu, air mata mengalir
tanpa henti, my love! Biarkan rasa kesal melayang, ke langit penuh bintang, Please
stay with me.”
Latar : Koridor dengan dinding bewarna hitam.
Alur : Aktris utama melepaskan tangan kanannya dari genggaman aktor utama
dan melangkah pergi meninggalkannya.
Latar : Koridor dengan dinding bewarna hitam.
Alur : Tampak semua personil band memainkan musik, sedangkan vokalis
menyanyikan lirik.
Lirik : “Akankah kau terluka jika aku merindukanmu, meskipun dengan
menangis tersedu, my love? Tiap kali bertemu, kau semakin berharga bagiku. Please
stay with me.”
Latar : Ruang sidang.
Alur : Perlahan-lahan, selain aktor utama, semua penghuni ruangan mulai menghilang.
Mulai dari aktor figur 4, 5, 6 (berperan sebagai hakim 1, 2, 3), lalu aktor
figur 2 dan 7 (berperan sebagai kedua saksi) menghilang, terakhir aktris utama
yang duduk di sisi seberang aktor utama pun menghilang. Tinggal aktor utama
yang duduk seorang diri sambil menunduk. Ruangan pun menjadi gelap.
Musik : Outro
**********
(Lyric + Chord)
Intro : C G 2x
C G
Akankah engkau di sisiku?
Am G
Mulai hilanglah harapan besarku.
C G
Tiada rasa damai lagi.
Am D G
Tak terlihat lagi karena tragedi.
Am C
Aku terus mengumpulkan kepingan cintaku
ini.
Em D C G
Sekali, dua kali, terus menumpukkannya.
C D Bm Em
Hanya dengan harapan untuk bertemu
denganmu,
Am D Bm B
air mata mengalir tanpa henti, my love!
C D Bm
Biarkan rasa kesal melayang,
Em Am
ke langit penuh bintang,
D C
Please stay with me.
C G
Aku kan mampu bertahan,
Am G
tapi janganlah dirimu acuhkan.
C G
Suatu saat kata-kata,
Am D G
kan berubah menjadi nyata.
Am
Bakat yang tak didengar lagi,
C
tak bisa berakhir seperti mimpi.
Em D C G
Sekali, dua kali, jelaskanlah padaku.
C D Bm Em Am
Akankah kau terluka jika aku
merindukanmu,
D Bm B
meskipun dengan menangis tersedu, my
love?
C D Bm Em Am
Tiap kali bertemu, kau semakin berharga
bagiku.
D C
Please stay with me.
F#m D
Ku ingin mengenalmu.
F#m D
Ku ingin mendengar suaramu.
G G
Kesedihanku membingungkanku.
A B
Sungguh rapuh.
C D Bm Em
Hanya dengan harapan untuk bertemu
denganmu,
Am D Bm B
air mata mengalir tanpa henti, my love!
C D Bm
Biarkan rasa kesal melayang,
Em Am
ke langit penuh bintang,
D C
Please stay with me.
C D Bm Em Am
Akankah kau terluka jika aku
merindukanmu,
D Bm B
meskipun dengan menangis tersedu, my
love?
C D Bm Em Am
Tiap kali bertemu, kau semakin berharga
bagiku.
D C
Please stay with me.
Outro: C G 4x